Cinta Berlainan Bangsa

Mereka ditakdirkan bertemu...ditakdirkan bercinta..dan ditakdirkan bersama. Masing-masing saling menyinta..masing masing tidak dapat melupakan kasih yang telah terjalin. Bagaikan pungguk merindui bulan...pasrah kalau tidak ketemu...tidur tak lena, makan pula tidak kenyang.
Begitu hebatnya kalau sedang bercinta. Setiap saat terasa bagaikan berkurun lamanya. Perasaan hebat yang lebih kuat dari angin di padang pasir..tidak mudah goyah. Cinta yang begitu mendalam.

"Saya meminta restu ibu untuk mengahwini perempuan itu"..kata si pria. Terdiam sejenak. Dunia bagaikan berhenti berpusing pada paksinya. Tapi selepas perbincangan, ibu si pria akur akan kehendak puteranya.

Segalanya terjadi, bukan lagi satu mimpi. Dua budaya, dua adat dan dua bangsa bertembung. Satu sejarah telah tercipta. Puteri yang telah menawan hatinya adalah seorang gadis melayu.

Pada hari kebahgiaan mereka, sanak saudara dua bangsa ini tidak lagi berasa kekok. Para pengunjung dan sanak saudara dua bangsa ini mengambil peluang merenjis air mawar keatas pasangan raja sehari. Suasana begitu meriah sekali dengan nyanyian bersertakan paluan kompang yang kuat.

Pada hari itu, dua keluarga dan dua bangsa bergabung atas kejayaan cinta sang pria dan jelita. Kali ini 'mereka' benar-benar dapat melihat menjangkaui perbatasan bahasa, adat dan budaya. Adanya keikhlasan dan saling hormat menghormati diantara mereka. Adanya gelak ketawa..adanya senyuman...adanya kedamaian.

Berjayakah mereka menyatukan 'mereka' semua?

Sudah tentu!

Si pria itu adalah abang saya sendiri.